Monday, May 4, 2015

Sistem Pendukung Keputusan

    1.      Sistem Pendukung Keputusan

   1.1  Definisi SPK (Sistem Pendukung Keputusan)
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)/Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa definisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Adapun Definisi lain dari Sistem Pendukung Keputusan antara lain:
  • Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya. Little (1980)
  • Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunaan dan evolusi sistem. Keen (1980)
  • Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraktsi satu dengan yang lainnya. Bonczek (1980)
  • Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi. Hick (1993)
   1.2  Jenis – Jenis Keputusan
Menurut Herber A. Simon ahli manajemen pemenang nobel dari Carnegie-Mesion University. Keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum) dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain, berikut penjelesannya:
  • Keputusan Terprogram: Bersifat “berulang dan rutin”, sampai batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya shingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
  • Keputusan tak terprogram: Bersifat “baru tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
Jenis-jenis Sistem Pendukung Keputusan menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
  • Mengambil elemen-elemen informasi
  • Menganalisa seluruh file
  • Menyiapkan laporan dari berbagai file
  • Memperkirakan akibat dari keputusan
  • Mengusulkan keputusan
  • Membuat keputusan
  1.3  Tahap – Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Menurut Simon yang dilalui manajer saat pemecahan masalah ada empat tahap, yakni:
1.      Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
                        Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.   Tahap Perancangan ( Design Phace )
                Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.   Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
      Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

1.4  Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Empat tahapan ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah pendekatan sistem. Karenanya tahap-tahap Simon merupakan suatu interprestasi lain pendekatan sistem. Para manajer mengikuti pola ini secara khusus atau umum ketika mereka memecahkan permasalahan yang menghadang unit mereka. Para spesialis informasi juga mengikuti pola ini ketika mereka terlibat dalam pengembangan sistem.
    2.      Konsep Decision Suport Sistem (DSS)
Konsep DSS dimulai pada akhir tahun 1960-an dengan time sharing computer. Pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. Keduanya profesor MIT. Gorry dan Scott Morton menggambarkan jenis-jenis keputusan menurut struktur masalah, dari terstruktur hingga tidak terstruktur. Tahap-tahap pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah. Masalah terstruktur merupakan suatu yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon yaitu ntelijen, rancangan dan pilihan. Masalah tak terstruktur merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada tiga tahap Simon. Masalah semi terstruktur merupakan masalah yang memiliki struktru hanya pada satu atau dua tahap Simon. Gorry dan Scott Morton memasukkan jenis-jenis masalah bisnis ke dalam matriks mereka. Contohnya: piutang dagang dipecahkan oleh manajer di tingkat pengendalian operasional yang membuat keputusan terstruktur. Perencanaan R & D dilaksanakan oleh manajer perencanaan strategi yang membuat keputusan tak terstruktur. Garis terputus-putus horisontal yang melalui tengah matriks sangat penting. Garis itu memisahkan masalah yang telah pada saati itu berhasil dipecahkan dengan bantuan komputer (sebelah atas) dari masalah yang belum terkena pengolahan komputer. Area di sebelah atas dinamakan “sistem keputusan terstruktur” dan area di sebelah bawah dinamakan “sistem pendukung keputusan”.
1.      Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
2.      Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap Simon diatas.
3.      Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.
2.1  Tujuan DSS
1.      Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2.      Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
3.      Meningkatkan effektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.

2.2  Model Decision Suport System (DSS)
   1.      DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan ata dan mengorganisir dengan efektif.
   2.      DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukan solusi berdasarkan pada data yang diperoleh.
   3. Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa, dan lalu diberikan kepada manusia yang menolong system untuk merevisi/memperbaiki.
  1. Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan simulasi statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
  2. Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.
  3. Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
  4. Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta strategi dari manipulasi data.
  5. Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah suatu model knowledge driven DSS.

3.      Peran SPK dalam Penyelesaian Masalah

DSS dapat memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus manajer.

No comments:

Post a Comment